Marquee Text Generator - http://www.marqueetextlive.com April 2008

Rabu, 09 April 2008

Ratusan Guru 'Jagoan TI' Unjuk Kebolehan


Hanoi - Ratusan guru dan pengajar yang dinilai 'inovatif ' berkumpul di Hanoi, Vietnam, untuk sharing ilmu bagaimana menerapkan Information & Communication Technology (ICT) dalam kegiatan belajar mengajar. Indonesia pun tak ketinggalan mengirimkan wakilnya.

Ada lebih dari 200 partisipan yang berasal dari 21 negara meramaikan ajang The Microsoft Partners in Learning (PIL) Regional Innovative Teachers Conference 2008 ini. Mereka adalah pemenang ajang serupa di tingkat negara masing-masing.

Tahun ini, Indonesia diwakili oleh Bakrowi, guru dari SMP Nasional Balikpapan, Mampuono dari SMPN 18 Semarang, Anim Hadi Susanto dari SMAN 1 Geger Madiun dan Rima Malfiensi, calon guru lulusan dari Universitas Negeri Jakarta.

Mereka dipertemukan dengan para pendidik dari Australia, India, Korea, Taiwan, Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, Jepang, Kanada, Selandia Baru dan negara lainnya yang dinilai telah berhasil mengoptimalkan ICT dalam penyampaian ilmu pengetahuan kepada para anak didiknya juga.

Acara ini digagas oleh Microsoft Corp. yang berkolaborasi dengan United Nations Educational, Scientific & Cultural Organisation (UNESCO) dan berlangsung dari 8 - 11 April di Sheraton Hanoi Hotel, Vietnam.

Michael Donlan, Managing Director Public Sector Asia Pasific Region Microsoft Corp mengatakan, pihaknya yakin bahwa salah satu cara untuk meningkatkan daya saing ekonomi di suatu negara dan menghadapi globalisasi adalah dengan pendidikan. "Nah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu kita dapat mengoptimalkan teknologi," ujarnya ketika memberikan sambutan dalam pembukaan acara di Sheraton Hanoi Hotel, Rabu (9/4/2008).

Berbagai metode unik yang dikemas dengan bantuan ICT disajikan dalam konferensi ini. Ada yang memanfaatkan ICT untuk pelajaran kimia, bahasa inggris, fisika, biologi, mengenalkan robot bagi anak-anak hingga membuat game RPG sederhana bagi anak SD.

Setiap peserta juga diminta membuat semacam poster besar yang menampilkan konsep yang mereka bawa untuk kemudian dijelaskan kepada juri dan peserta lainnya. Sehingga terjalin interaksi antar peserta tersebut. Di tiap negara selanjutnya bakal dipilih satu orang pemenang untuk mengikuti konferensi global yang akan diselenggarakan di Bangkok.

Vincent Quah, Director Public Sector Programs Microsof Asia Pasific berharap, setiap peserta mendapat metode baru bagaimana cara mengemas ICT untuk kemudian dapat dijalankan kepada anak didiknya untuk membuat kegiatan belajar mengajar lebih menarik.

"Jadi ketika mereka datang ke tempat ini, mereka membawa satu inovasi. Namun ketika pulang diharapkan mereka membawa lebih banyak lagi inovasi untuk diterapkan ke negaranya," tukasnya ketika berbincang dengan detikINET, di sela-sela acara, Rabu (9/4/2008).
(Dikutip Dari Detiknet)

>>>>Luthfi_fiRmansAh<<<<<<

Guitar Hero Dikecam..!!!Bener Gitu???

Jakarta - Video game populer 'Guitar Hero III: Legends of Rock' mendapat sambutan meriah dari penggemarnya. Namun tak urung, cercaan akhirnya datang juga.

Adalah pemusik Amerika Serikat, Charlie Daniels, yang melayangkan protes terhadap produsen game Guitar Hero terbaru itu, Activision. Pasalnya dalam game ini, lagu ciptaannya dinilai telah disalahgunakan.

Untuk diketahui, Daniel adalah pencipta lagu 'The Devil Went Down to Georgia' yang disertakan dalam game Guitar Hero versi teranyar itu.

Lagu tersebut jadi latar pertarungan antara karakter pemain dengan karakter 'devil' atau 'setan' dalam game. Yang membuat Daniels gundah, karakter 'setan' ini dinilainya sangat sering memenangkan pertarungan adu musik.

"Lagu tersebut maksudnya untuk menggambarkan bahwa setan selalu kalah. Namun di Guitar Hero III, setan bertanduk ini malah sering sekali menang dalam kontes gitar sehingga tak sesuai dengan esensi lagu," demikian pernyataan kecaman Daniels dalam situsnya seperti dikutip detikINET dari GamesRadar, Rabu (9/4/2008).

Daniels pun menyarankan agar orang tua mengawasi anaknya saat main Guitar Hero III. Pasalnya Daniels juga menilai, penggambaran eksplisit karakter 'setan' dalam game tersebut bisa meracuni jiwa anak. Tentu saja, pendapat Daniel ini dapat diperdebatkan kebenarannya.


Uphie..!!!